Kepandaian
berbahasa Inggris dan pengakuan akademik biasanya menjadi syarat utama
untuk mencari pengajar bahasa Inggris. Namun, kejadiannya berbeda di
Cina, sebab penampilan fisik justru menjadi persyaratan utama.
Di
China, lapangan pekerjaan sebagai pengajar bahasa Inggris sangat luas,
karena siapapun yang melamar tidak perlu mengerti bahasa Mandarin.
Namun, seperti dilansir MSNBC Selasa 15 Mei 2012, hanya orang Kaukasia atau kulit putih yang diterima sebagai pengajar.
Mike
Lee, seorang pelamar asal AS, merasakan betul diskriminasi rasial pada
pekerjaan yang seharusnya lebih mensyaratkan kemampuan akademik. Bersama
seorang rekannya yang Kaukasia, Will Evans, Lee mendatangi sebuah
lembaga pengajaran bahasa Inggris di Beijing.
"Orang
lembaga berkata, 'Kami ingin dia', sambil menunjuk Evans. 'Tapi kami
tidak menginginkan Anda' saat menunjuk ke saya," kata Lee yang seorang
Korea-Amerika. "Saya kaget, karena di tempat saya hal ini tidak dapat
diterima. Saya belum pernah didiskriminasi seperti ini."
Sama
seperti Lee, banyak orang Asia-Amerika atau orang Asia yang berbahasa
Inggris lainnya merasa marah dan seperti sampah. "Saya tidak tahu warna
kulit bisa jadi begitu penting di sini. Rasanya aneh didiskriminasi
karena menjadi orang Asia di Asia," katanya.
Fenomena
lembaga pendidikan China yang lebih suka merekrut orang Kaukasia
daripada non Kaukasia memang tengah marak. Mata biru, rambut pirang atau
coklat, dan konstruksi wajah 'bule' menjadi persyaratan utama untuk
bisa mengajar.
Dalam
artikel yang ditulisnya dalam situs The Beijinger, Byron Vogue dari
biro pelatihan bahasa Inggris korporat Stanford English mengurutkan
preferensi para perekrut karyawan di Beijing:
1. Orang kulit putih Amerika/Kanada
2. Orang kulit putih Inggris
3. Orang kulit putih Australia/Selandia Baru dan Afrika Selatan
4. Pendatang Eropa/Orang kulit hitam Amerika/Orang kulit hitam Inggris
5. Asia-Amerika/Orang kulit hitam Australia dan Selandia Baru/Filipino/Orang Afrika
"Ada
semacam konsep tertentu tentang anak-anak yang belajar di kelas Bahasa
Inggris. Orangtua mereka pasti memiliki ekspektasi anak mereka diajar
guru kulit putih daripada Asia-Amerika atau kulit hitam," jelas Vogue.
Menurut
Evans, anggapan semacam itu logis karena kebanyakan orangtua Negeri
Tirai Bambu beranggapan bahwa orang non kulit putih tidak bisa berbahasa
Inggris. Jelas, cara yang paling mudah bagi lembaga pengajaran adalah
merekrut orang-orang kulit putih sebagai guru.
Persyaratan
'harus kulit putih' sudah lazim dicantumkan dalam iklan lowongan
pekerjaan pengajar bahasa Inggris. Dan, ternyata sudah lazim juga
orang-orang kulit putih disewa untuk pura-pura menjadi karyawan mewakili
suatu perusahaan tertentu di China.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !