Uang kertas Euro dan Franc Swiss |
Dampak krisis utang di zona euro dikhawatirkan meluas ke
negara-negara lain di Eropa walau mereka tidak ikut menggunakan mata
uang tunggal itu. Tidak heran bila para pengusaha Eropa seperti Polandia
kini mulai mengalihkan target pasar mereka ke negara-negara Asia, yang
memiliki ekonomi relatif stabil.
Penilaian itu dikemukakan mantan Menteri Koordinator Perekonomian RI, Dorodjatun Kuntjoro-Jakti setelah berdiskusi dengan kalangan pejabat, mahasiswa, dan pengusaha Polandia. Selama satu pekan, profesor ekonomi dari Universitas Indonesia itu baru-baru ini diundang Pemerintah Polandia untuk bertukar-pikiran dengan para warga setempat.
"Saya merasakan kekhawatiran sebagian kalangan di sana. Polandia tidak menggunakan mata uang tunggal euro, namun bisa merasakan dampaknya. Pasar ekspor andalan di negara-negara tetangganya melemah, begitu pula dengan pasar tenaga kerja," kata Dorodjatun saat menyampaikan hasil kunjungannya di Kedutaan Besar Polandia di Jakarta hari ini.
Dia juga mengingatkan bahwa pengangguran di Eropa tinggi sekali, yaitu mencapai 11 persen. Para warga usia produktif banyak yang terkena PHK. Batas usia pensiun pun diperpanjang. Inilah yang mengkhawatirkan para pengusaha di Eropa, termasuk di Polandia.
Maka, para pengusaha Polandia akhirnya mulai menengok Asia, yang perekonomiannya lebih baik dari negara-negara Eropa. "Apalagi Bank Dunia sudah menyatakan bahwa Asia kini menjadi motor utama bagi pertumbuhan ekonomi dunia. Asia Tenggara menjadi salah satu penggeraknya," kata Dorodjatun.
Para pengusaha Polandia pun mulai antisipasi untuk mengalihkan fokus ke pasar di Asia. "Selain masih mengandalkan Jerman sebagai pasar utama dan berupaya ekspansi ke Rusia di wilayah utara, Asia menjadi perhatian mereka," kata mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat itu.
Kendalanya adalah pada hambatan geografis. Namun, ini bisa diatasi dengan kecanggihan teknologi telekomunikasi dan transportasi.
Sementara itu, Duta Besar Polandia untuk Indonesia, Grzegorz Wisniewski, menyatakan bahwa krisis di zona euro bisa pula dijadikan peluang untuk meningkatkan lagi hubungan ekonomi dan dagang kedua negara.
Penilaian itu dikemukakan mantan Menteri Koordinator Perekonomian RI, Dorodjatun Kuntjoro-Jakti setelah berdiskusi dengan kalangan pejabat, mahasiswa, dan pengusaha Polandia. Selama satu pekan, profesor ekonomi dari Universitas Indonesia itu baru-baru ini diundang Pemerintah Polandia untuk bertukar-pikiran dengan para warga setempat.
"Saya merasakan kekhawatiran sebagian kalangan di sana. Polandia tidak menggunakan mata uang tunggal euro, namun bisa merasakan dampaknya. Pasar ekspor andalan di negara-negara tetangganya melemah, begitu pula dengan pasar tenaga kerja," kata Dorodjatun saat menyampaikan hasil kunjungannya di Kedutaan Besar Polandia di Jakarta hari ini.
Dia juga mengingatkan bahwa pengangguran di Eropa tinggi sekali, yaitu mencapai 11 persen. Para warga usia produktif banyak yang terkena PHK. Batas usia pensiun pun diperpanjang. Inilah yang mengkhawatirkan para pengusaha di Eropa, termasuk di Polandia.
Maka, para pengusaha Polandia akhirnya mulai menengok Asia, yang perekonomiannya lebih baik dari negara-negara Eropa. "Apalagi Bank Dunia sudah menyatakan bahwa Asia kini menjadi motor utama bagi pertumbuhan ekonomi dunia. Asia Tenggara menjadi salah satu penggeraknya," kata Dorodjatun.
Para pengusaha Polandia pun mulai antisipasi untuk mengalihkan fokus ke pasar di Asia. "Selain masih mengandalkan Jerman sebagai pasar utama dan berupaya ekspansi ke Rusia di wilayah utara, Asia menjadi perhatian mereka," kata mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat itu.
Kendalanya adalah pada hambatan geografis. Namun, ini bisa diatasi dengan kecanggihan teknologi telekomunikasi dan transportasi.
Sementara itu, Duta Besar Polandia untuk Indonesia, Grzegorz Wisniewski, menyatakan bahwa krisis di zona euro bisa pula dijadikan peluang untuk meningkatkan lagi hubungan ekonomi dan dagang kedua negara.
"Indonesia dan Polandia sama-sama mewaspadai dampak krisis di zona
euro. Namun ini bisa menjadi peluang bagi Polandia untuk melebarkan
usahanya ke Indonesia dan negara-negara Asia lainnya. Begitu pula
sebaliknya," kata Wisniewski.
Kedutaan Besar Polandia mengungkapkan bahwa sejumlah produk ekspor
andalan mereka antara lain alat-alat berat, produk kimia, dan komponen
elektrik serta produk pertanian. (eh)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !