Masih banyak pemborosan yang semestinya bisa diminimalkan, bahkan
dihilangkan oleh instansi pendidikan dalam menjalankan fungsi
administrasi, baik di sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Contohnya penggunaan sistem manual seperti mesin fotokopi, printer, dan kertas.
"Paling sedikit sekolah itu mengeluarkan biaya kira-kira sebesar Rp
1,3 miliar per tahun untuk biaya penggunaan fotokopi, printer dan
penggunaan kertas," ujar Vincent Kwan, Chief Excecutive Officer (CEO)
Edugate Learning System pada “Fashion & Attitude in Business",
Menurut dia, baik sekolah maupun perguruan tinggi di Indonesia saat
ini memiliki masalah serius dalam mengelola kegiatannya, terutama jika
dikaitkan dengan kendala utama menggunakan sistem manual. Beberapa
kendala itu adalah pemborosan biaya, performa sistem yang lamban,
tambahan beban kerja, serta tidak interaktif.
Untuk itulah, Vincent dan timnya mengenalkan Edugate Learning System
sebagai platform digital yang bisa merapikan sistem manajemen dan
administrasi. Ada 120 fitur dalam platform ini untuk mendukung proses
belajar dan terintegrasi dengan sistem digital bagi sekolah dan
universitas.
Beberapa fitur itu antara lain e-journals, e-book, online chatting, mobile apps, parental control, plagiarism checker
dan lain-lainnya. Selain lebih cepat dan hemat, fitur-fitur tersebut
membantu pihak sekolah atau perguruan tinggi dan orang tua untuk
melakukan pengecekan sebuah karya tulis tergolong plagiat atau tidak,
dan forum komunikasi bagi guru, dosen, murid, mahasiswa-mahasiswi, dan
orang tua berjalan atau tidak.
"Pendaftaran sekolah atau kampus juga via online dan sistem
pembayarannya sudah melalui Payment Gateaway sehingga lebih mudah,
efisien dan hemat," ujarnya.
Vincent menambahkan, setiap pembayaran yang terkait sekolah atau
universitas akan mudah terkontrol, termasuk di dalamnya pemberitahuan
atas laporan aktivitas siswa yang dapat diakses secara real-time. Setiap
waktu guru, dosen, murid, mahasiswa-mahasiswi, dan orang tua bisa
mengetahui nilai ujian dan kegiatan belajar-mengajar melalui perangkat
elektronik, baik komputer maupun telepon genggam.
"Kami merancang sistem ini sesuai permintaan pihak sekolah dan
universitas. Ada server tersendiri untuk mengelola data-data pribadi
milik sekolah dan universitas secara mandiri dan terintegrasi," tutur
Vincent.
Editor | : Latief - kompas.com |
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !