Yu Ono (31), pengajar pada Kanazawa College of Art, |
Batik tulis produksi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
mulai menembus pasar internasional seperti di negara bekas Uni Soviet,
Jepang, dan Amerika. "Saya terus berupaya memperkenalkan batik sleman di
kancah internasional melalui sejumlah pameran, saat ini banyak negara
yang mulai tertarik dengan batik sleman ini," kata Bambang Sumardiyono,
pemilik Wisata Batik Nakula Sadewa di Sleman.
Jika
selama ini banyak di kenal batik pekalongan, yogyakarta maupun solo,
katanya, dirinya berupaya mempromosikan batik sleman yang diproduksi di
Sleman. "Saya hanya berusaha memperkenalkan bahwa Sleman juga merupakan
daerah produksi batik dan tidak kalah dengan batik dari daerah lain,"
katanya.
Bambang mengatakan, dalam setiap pameran yang digelar di
sejumlah negara seperti Rusia, Latvia, Jepang, Jerman, dan Amerika
ternyata apresiasi masyarakat terhadap batik sleman sangat bagus.
"Berapa pun batik yang saya bawa pasti ludes dibeli bahkan batik-batik
yang digunakan untuk displai juga ikut dibeli setelah pameran usai,"
katanya.
Menurut Bambang, saat ini pemintaan batik di
negara-negara tersebut cukup tinggi. Selama satu bulan minimal omset
mencapai Rp 200 juta. "Batik kimono yang dipasarkan di Jepang saja untuk
satu unitnya bisa mencapai harga Rp 75 juta," katanya.
Bambang
mengatakan, untuk tetap mempertahankan pasar batik Sleman di dunia
internasional, dirinya tetap berusaha menjaga kualitas terutama masalah
pengunaan bahan pewarna alam. "Mereka sangat menghargai penggunaan
pewarna alami, sehingga kami tetap mengutamakan pewarna alam ini.
Memang
kualitas warna lebih bagus dengan pewarna sintetis atau kimia, namun
kami berusaha agar warna alami dapat sebagus pewarna sintetis,"
katanya.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !