Warga korban pembantaian di kota Houla, Suriah |
Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan negaranya menolak permintaan
negara-negara Barat untuk mendukung sanksi terhadap Suriah terkait
pembantaian warga sipil. Moskow menentang resolusi Badan Hak Asasi
Manusia PBB.
Sebelumnya, PBB mengecam keras dugaan pembantaian itu. PBB menuntut adanya investigasi terhadap tragedi yang telah menewaskan 108 orang itu.
Rusia mem-veto resolusi yang didukung Amerika Serikat itu. Alasannya, resolusi itu tidak seimbang untuk Suriah. Sebelumnya, AS dan Inggris meminta Rusia memperkuat kecamannya kepada Suriah atas pembantaian di Houla tersebut.
Rusia justru menyerukan untuk memberikan kesempatan kepada Suriah untuk menyelesaikan pertikaian secara damai sesuai dengan Rencana Kofi Annan.
Vladimir Putin sebelumnya telah membahas permasalahan Suriah dengan Presiden Prancis, Francois Hollande. Dalam kesempatan itu, Hollande mengatakan konflik itu sangat berkaitan erat dengan rezim yang berkuasa di Suriah.
"Tidak ada kemungkinan lain untuk keluar dari situasi ini kecuali kepergian Bashar Assad," kata Hollande.
Putin mempertanyakan pernyataan Hollande itu. Menurutnya, tak ada gunanya menggulingkan pemerintahan Suriah untuk menghentikan konflik berdarah itu.
"Mengapa kita berfikir dengan menggulingkan penguasa, kemudian akan tercipta kemakmuran di sana," kata Putin.
"Apa yang terjadi di Libya? Apa yang terjadi di Irak? Apakah di sana menjadi lebih aman? Kami meminta penyelesaian secara akurat, setidaknya seimbang untuk Suriah," tambah Putin.
Sebelumnya, AS mengancam akan menggunakan kekuatan militer untuk mengatasi konflik berdarah itu. Militer AS, Inggris, Yordania, dan Israel telah membicarakan opsi pengerahan tentara ke Suriah jika jalur perundingan gagal menghentikan konflik tersebut.
Sebelumnya, PBB mengecam keras dugaan pembantaian itu. PBB menuntut adanya investigasi terhadap tragedi yang telah menewaskan 108 orang itu.
Rusia mem-veto resolusi yang didukung Amerika Serikat itu. Alasannya, resolusi itu tidak seimbang untuk Suriah. Sebelumnya, AS dan Inggris meminta Rusia memperkuat kecamannya kepada Suriah atas pembantaian di Houla tersebut.
Rusia justru menyerukan untuk memberikan kesempatan kepada Suriah untuk menyelesaikan pertikaian secara damai sesuai dengan Rencana Kofi Annan.
Vladimir Putin sebelumnya telah membahas permasalahan Suriah dengan Presiden Prancis, Francois Hollande. Dalam kesempatan itu, Hollande mengatakan konflik itu sangat berkaitan erat dengan rezim yang berkuasa di Suriah.
"Tidak ada kemungkinan lain untuk keluar dari situasi ini kecuali kepergian Bashar Assad," kata Hollande.
Putin mempertanyakan pernyataan Hollande itu. Menurutnya, tak ada gunanya menggulingkan pemerintahan Suriah untuk menghentikan konflik berdarah itu.
"Mengapa kita berfikir dengan menggulingkan penguasa, kemudian akan tercipta kemakmuran di sana," kata Putin.
"Apa yang terjadi di Libya? Apa yang terjadi di Irak? Apakah di sana menjadi lebih aman? Kami meminta penyelesaian secara akurat, setidaknya seimbang untuk Suriah," tambah Putin.
Sebelumnya, AS mengancam akan menggunakan kekuatan militer untuk mengatasi konflik berdarah itu. Militer AS, Inggris, Yordania, dan Israel telah membicarakan opsi pengerahan tentara ke Suriah jika jalur perundingan gagal menghentikan konflik tersebut.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !