Liputan6.com, Los Angeles - "Aku mohon kepadamu, roh, ikat mereka semua dengan rantai besi!"
Terdengar seperti film horor supernatural, bukan? Tidak, jampi-jampi
itu bukan fiktif, melainkan mantra yang dibacakan oleh sekelompok orang
yang mengaku penyihir. Mereka menggunakan kekuatan mistis untuk melawan
Donald Trump dan pendukungnya.
Kelompok penyihir itu berkumpul dalam sebuah ritual massal. Dan
rencananya akan kembali menggelar ritual yang lebih besar lagi untuk
menjatuhkan Donald Trump.
Di antara para penyihir adalah penyanyi Lana Del Ray. Lana memamerkan
fotonya menggunakan baju hitam berpose dengan tangan menggambarkan
simbol pagan di Twitternya.
"Tepat tengah malam pada 24 Februaru, 26 Maret, 24 Apri, dan 23 Mei,
ramuan siap ditemukan secara online," kata Lana dalam Twitternya seperti
dikutip dari News.com.au
Namun, postingan di Twitternya membuat penggemarnya bingung. Apakah itu lagu barunya atau mantra untuk menjatuhkan Trump.
Adapun ritual sesungguhnya berbunyi, "Jampi-jampi harus dilakukan
tepat tengah malam tiap kali bulan sabit sampai ia berhasil keluar dari
kantornya."
Mantra itu harus dilengkapi dengan satu lilin aromaterapi jeruk
berwarna oranye, foto Trump yang paling jelek, (dalam website penyihir
tertera salah satu foto dan diperbolehkan untuk dicetak), paku kecil
untuk menahan lilin, sebuah lilih putih, semangkuk air, semangkuk garam,
selembar bulu, korek api, dan asbak berisi pasir.
Para pendukung penyihir harus mengikuti instruksi memahat nama
lengkap Donald Trump di lilin oranye itu, lalu memanggil "dewa atau roh"
sebelum membacakan mantra enam ayat.
"Aku memanggilmu, wahai roh dan dewa, untuk mengikat Donald J Trump,
sehingga ia benar-benar gagal, namun jangan lagi menyakiti jiwa manusia,
tumbuhan, binatang, batu, dan ombak," demikian bunyi mantra setelah
memahat nama Trump di lilin oranye berwangi jeruk.
"Ikat dia sehingga dia tidak akan mematahkan negara ini, merampas
kebebasan kita atau mengisi pikiran kita dengan kebencian, kebingungan,
ketakutan, atau putus asa. Dan mengikat, juga, semua orang yang membantu
kejahatannya, dan orang-orang yang mulutnya berbicara dusta beracun
dari Trump."
Para peserta disarankan tiduran di tanah di akhir ritual setelah
mereka melakukan, "gerakan tertawa yang keras, lompat, bertepuk tangan,
hentakan kaki dan memakan segigit camilan."
"Tiduran di tanah itu sangat penting, jangan tolak itu," tulis instruksi mantra.
"Tapi ingat, ia benci orang yang menertawakannya."
Sebuah video yang diposting ke Facebook menunjukkan sekelompok Wicca
melaksanakan mantra di sekitar api unggun di ruang terbuka pada 24
Februari.
Peramal kartu Tarot, Michael M Hughes, yang memposting petunjuk
mantra di blog-nya, mengatakan mantra itu telah "membuat putaran di
sejumlah kelompok sihir baik rahasia maupun publik".
"Ini diduga dibuat oleh anggota dari perintah ajaib seseorang yang ingin tetap anonim," tulisnya.
"Aku tidak membuat klaim tentang kemanjurannya, dan beberapa orang
telah mencatat itu dapat dilihat sebagai video tak lebihdari pembangkit
kesadaran massa, dari pada sebuah kerja magis yang sebenarnya. Tapi
banyak yang melihat aksi mereka sangat serius."
Aksi kelompok itu membuat seorang peneliti sejarah dari University of Newcastle Profesor Margueritte Johnson tertarik.
Prof Johnson yang mengajar Ancient History and Classical Languages,
mengatakan, beberapa "penyihir berpengalaman telah menyadari tentang
potensi adanya dampak negatif dari para amatir yang berpartispasi dalam
sebuah kegiatan massal tanpa tahu apa yang mereka ketahui."
Ia mengatakan, penyihir modern terbagi menjadi dua. Yaitu, kelompok
yang memiliki kepercayaan bahwa mantra itu mengikat atau mereka yang
percaya tidak perlu mantra untuk menjalankan sebuah sihir melainkan
fokus pada kekuatan magis itu sendiri.
Menurut Prof Johnson, di Australia ada 40 ribu orang yang mengaku Pagan dan Wicca atau penyihir.
Gerakan 'Mantra Mengingkat Donald Trump' telah menarik 12.900 pengikut di Facebook.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !